Jayapura, Selasa 21 Mei 2024
INFO HUMAS PAPUA - Jajaran Kanwil Kemenkumham Papua memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-116 yang digelar pada 20 Mei Kemarin secara serentak di seluruh Indonesia namun bertepatan dengan Hari Pantekosta Ke II Bagi Umat Nasrani kanwil kemenkumham Papua menggelar upacara bendera, pada Selasa (21/5). Membacakan sambutan Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi, Kadiv Administrasi Hendrik Pagiling mengajak jajaranya untuk bangkit menyongsong Indonesia Emas.
Kegiatan yang dilaksanakan di halaman depan Kantor Wilayah Papua itu diikuti seluruh pegawai baik di kanwil maupun satuan kerja pemasyarakatan dan imigrasi yang berada di kota Jayapura dengan berseragam KORPRI. Hendrik yang menjadi inspektur upacara mengawali sambutannya dengan menjelaskan suatu realitas yang terpampang terang yakni, kemajuan teknologi yang melesat cepat.
"Kita sudah memilih bukan hanya ikut-serta, tetapi lebih dari pada itu, menjadi pemain penting agar dapat menggapai dunia," ujarnya.
Menurut Hendrik, hingga dua dekade ke depan merupakan momen krusial yang akan sangat menentukan langkah Indonesia dalam mewujudkan itu semua. Salah satunya adalah dengan melanjutkan apa yang telah dirintis Boedi Otomo.
"Perluasan dari cita-cita yang telah ditumbuhkan oleh Boedi Oetomo mencapai titik puncaknya pada proklamasi kemerdekaan," urainya.
Apa yang digagas Boedi Oetomo, Kartini dan para embrio bangsa, lanjut Hendrik, kemudian dirumuskan Bung Karno sebagai "jembatan emas". Kemerdekaan dibayangkan Bung Karno sebagai sebuah "jembatan emas" yang akan membawa bangsa Indonesia menikmati kehidupan sejahtera lahir dan batin di atas tanah sendiri.
"Hari ini, kita berada pada fase kebangkitan kedua, kini kita menghadapi berbagai tantangan dan peluang baru. Kemajuan teknologi menjadi penanda zaman baru," jelasnya.
Kebangkitan kedua, tutur Hendrik, merupakan momen terpenting bagi Indonesia hari ini. Untuk itu, jajarannya harus menatap masa depan dengan penuh optimisme, kepercayaan diri, dan keyakinan.
"Tidak mungkin lagi bagi kita untuk berjalan lamban, karena kita berkejaran dengan waktu. Di titik inilah, seluruh potensi sumber daya alam kita, bonus demografi kita, potensi transformasi digital kita, menjadi modal dasar menuju Indonesia Emas 2045," pungkasnya.
(HUMAS KUMHAM PAPUA - PASTI TIFA)